Author: #Eun_JeongJeong
Tittle: IYAH - Life is Hard, But I can Do it
Tittle: IYAH - Life is Hard, But I can Do it
Part : Back To School
Genre: School Life, Dream, Comedy, Friednship, Family
Rating: PG-17
Cast : Park Eun Bin, Han Shin Ma, Lee Jeongmin, Jo Youngmin, No MinWoo
Genre: School Life, Dream, Comedy, Friednship, Family
Rating: PG-17
Cast : Park Eun Bin, Han Shin Ma, Lee Jeongmin, Jo Youngmin, No MinWoo
Seoul,
15 Januari 2011
Hari ini adalah hari pertama
belajarku di semester akhir sekolah. Aku adalah seorang haksaeng di Galaxy Art High School. Aku berjalan menuju gerbang
sekolahku. Terlihat seorang yeoja
dengan rambut lurusnya dihiasi pita cantik sedang tersenyum di depan sana dan
melambaikan tangannya padaku. Aku tersenyum dan membalas lambaian tangannya.
Aku berlari untuk mempercepat langkahku menghampiri yeoja itu.
“Hossshh..hoosssshhh. Anyeong Shin Ma!”, sapaku pada yeoja itu dengan nafas yang masih belum
ku kontrol dengan baik.
“Anyeong
Eun Bin-ah. Ya. Seharusnya kau tak perlu berlari seperti itu untuk
menghampiriku”, jawab yeoja itu.
Ya, dia adalah Han Shin Ma teman sebangkuku selama
aku bersekolah di sini sampai saat ini.
“Neo.
Pasti sangat merindukanku kan? Hahahaha”,
tawanya melihat tingkahku saat ini yang kelabakan dengan keringat
gara-gara berlari.
“Ye ye ye.
Aku sangat merindukanmu. Sangat sangat merindukanmu”, jawabku padanya dengan
masih menyibukkan kedua tanganku yang
sedang mengelap keringat di dahiku. Terlihat senyum bahagia di wajahnya. Dia
begitu gembira bertemu denganku pagi ini, sampai-sampai dia memelukku dengan
erat.
“Ya, Shin
Ma-ah. Sudah lepaskan pelukanmu ini. Aku merasa pengap”, keluhku padanya.
“Ah wae??
Aku pagi ini sangat senang bisa bertemu kembali bersama kamu Eun Bin-ah.
Hehehe. Geureom, mianhae”, jawabnya
sambil melepaskan pelukannya. Kini aku bisa bernafas dengan leluasa kembali.
Aku melihat sekelilingku. Terlihat di ujung sana deretan mobil mewah memenuhi
tempat parkir. Aku merasa sangat aneh.
“Ne,
gwaencanna chingu. Chogi. Kenapa di sana banyak sekali mobil yang sudah
masuk? Apa ada tamu yang datang ke sekolah kita? Apakah akan ada acara yang
akan mengejutkan kita? Apakah akan ada peliputan sekolah? Atau apakah ada perusahaan yang akan merekrut kita
untuk jadi entertaintner?”, tanyaku
bertubi-tubi pada yeoja berambut
kepang itu.
Pletaaaaakkkkkk..
Masih pagi aku sudah mendapat jitakan di kepalaku.
“Ya apooo!”,
lirihku dengan bibir yang mengerucut.
“Mian.
Habisnya kamu masih pagi sudah berulah sih. Jangan memberikan pertanyaan
seenklopedi penuh seperti itu padaku. Entahlah aku juga tidak tahu. Mungkin
saja memang benar akan ada perusahaan yang akan merekrut kita menjadi
entertaintment”, jawabnya.
“Sinca?”,
tanyaku semangat memastikan. “I don’t
know. But, I hope that’s right”, dengan tersenyum dia menjawab pertanyaanku
yang bersemangat itu. Shin Ma lalu merangkulkan tangannya mengajakku masuk ke
kelas. Namun sesuatu terasa melilit perutku. Perutku panas.
“Ya, Shin
Ma-ah. Aku ingin ke toilet dulu. Kamu duluan saja masuk ke kelas. Ini aku titip
tas ku ya”, pintaku pada Shin Ma.
“Wae? Neo
gwaencanna? Appeuda?”, tanyanya dengan ekspresi khawatir.
“Ani. Aku
hanya merasa sakit perut”, jawabku menenangkan yeoja itu.
“Baiklah kalau begitu”, jawabnya.
“Kalau begitu aku duluan pergi ke toilet ya. Bye bye!”, kataku dan langsung
meninggalkan Shin Ma sendirian.
Aku berlari
marathon menuju tempat yang akan menjadi syurgaku itu. Ya tempat menghilangkan
rasa melilit perut ini.
Di
Toilet
Setibanya di sana, aku langsung menuju kamar kecil
dan langsung melaksanakan ritual penyembuhan rasa sakitku di pagi ini.
“Fuchhhhh.. Legaaaa.. hahahaha”, kataku dengan
perasaan yang sangat bebas.
Ngiiiuuukkkkkk~
Breeeetttttt...
Breeetttt.... Breetttt~
Sesuatu bersuara dan mengeluarkan gas yang bukan
termasuk dalam unsur kimia. Ya. Gas itu adalah punyaku, dan baru saja keluar
dari salah satu lubang tubuhku.
“Nyantai saja. Disini tidak ada siapa-siapa. Hanya ada aku seorang di toilet ini”, kataku
dalam hati dengan wajah bebas dari aturan. Gas yang bukan tergolong unsur kimia
itu terus saja keluar dari salah satu lubang tubuhku itu. Ini mungkin efek
karena semalam aku memakan ramyun
yang membuat telingaku mendenging hebat sampai-sampai perutku panas seperti
dipanggang di atas oven.
Lima belas menit sudah aku menjadi penghuni toilet.
Setelah selesai melakukan ritualku itu, akupun langsung keluar dari kamar
kecil. Ku pegang bulatan pintu yang bisa membuka-tutup pintu itu. Namun. Apa
yang terjadi??
“Omoooo..
ada apa ini?!”, kataku dengan perasaan takut.
Pintu itu tidak bisa dibuka. Ku coba memaksa
memutar-mutar klop pintu itu. Dan berulang-ulang aku berteriak meminta
pertolongan kepada orang yang mungkin ada di luar untuk membukanya. Dengan niat
gilaku, aku akan menendang pintu itu. Aku melangkah mundur untuk melakukan
aba-aba terlebih dahulu. Ku tarik nafasku dengan panjang dan ku hembuskan. Ku
tutup mataku, mengumpulkan yin and yang,
yang ada di dalam tubuhku agar bisa bekerja sama melakukan tingkah gilaku itu.
Ku buka mataku, dan ku mulai langkahku dengan berlari menuju pintu itu untuk ku
tendang.
“Hana,
dul, seeeeeet! Aaaaaaaaaaaaaa!”.
Namun waktu yang berjalan terasa ter-pause. Aku mematung dengan posisi kaki
kanan mengangkat di depan wajah pintu tak berdosa itu. Terdengar suara namja membuatku terkejut. Aku melirik ke samping kananku. Benar!
Seorangnamja sedang duduk santai di
kursi besi dengan Headphone yang
menempel di kawasan kepalanya.
“Percuma. Kau tidak akan bisa membuka pintu itu.
Yang ada kau hanya menghabiskan tenagamu terbuang sia-sia!”, kata namja itu
dengan tatapan terfokus pada layar ponselnya.
*Eun
Bin POV End
0 komentar:
Posting Komentar